Dua Jenderal Kesayangan Bung Karno



Ahmad Yani dan Omar Dhani adalah dua Jenderal kesayangan Bung Karno (walaupun Omar Dhani adalah seorang marsekal angkatan udara, namun sebutan Jenderal biasa untuk menyebut petinggi militer di masa Bung Karno). 

Ahmad Yani mengawali karir militernya di masa Revolusi 1945 dengan gemilang, dia menghancurkan banyak pemberontakan-pemberontakan yang muncul di awal dekade 1950-an, termasuk pemberontakan tiga daerah di Brebes, Tegal dan Pekalongan. Dalam pemberontakan tiga daerah ini. Operasi pembersihan pemberontakan dinamakan sebagai "GBN" atau Gerakan Banteng Negara, inilah yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya pasukan andalan Djawa Tengah yaitu : "Banteng Raiders", di tahun 1950 sampai berakhirnya masa Bung Karno, 1966 pasukan Banteng Raiders adalah pasukan khusus yang paling dibanggakan, banyak dari orang-orang Jawa Tengah mengenang kehebatan pasukan Banteng Raiders.

Keterampilan Yani yang utama adalah "Gerak Cepat" menguasai bandara utama, penguasaan kota dan penyusupan ke kantong kantong musuh. Yani amat berpengalaman dalam pertempuran dalam kota, dan perang psikologis. Pemadaman pemberontakan PRRI di Sumatera Barat juga dilakukan Yani dengan menggabungkan dua hal : Operasi Infanteri yang cepat dan operasi intelijen.

Kemampuan Yani ini terus diperhatikan Bung Karno, apalagi Yani mampu menjadikan dirinya sebagai Leadership yang melahirkan banyak perwira tangguh. Sarwo Edhie Wibowo dan Benny Moerdani adalah dua perwira angkatan darat yang masuk ke dalam lingkaran didikan Yani.

Di awal tahun 1960-an, Bung Karno menilai bahwa perang masa depan adalah penguasaan dirgantara. Hal ini tercerahkan saat ia membaca buku-buku perang dunia II yang banyak dirilis setelah kalahnya Hitler di tahun 1945. Bung Karno juga dicerahkan saat ia diajak Kruschev ke pusat pengembangan industri dirgantara Sovjet Uni, hal ini juga dikuatkan atas cerita cerita Mao Tse Tung kepada Bung Karno saat bertemu Mao Tse Tung tahun 1957, Mao selalu bercerita kagum soal jet tempur, memang salah satu terbesar obsesi Mao adalah soal pesawat jet dan ingin membangun pabriknya di RRC, keranjingan Mao pada Jet Tempur ketularan Stalin yang saat itu sudah melihat peran besar "perang udara" dalam mewujudkan kemenangan pertempuran.

Bung Karno ingin Indonesia menjadi jagoan nomor satu di udara. Untuk itulah ia membangun riset pengembangan jet di Bandung, yang awalnya sederhana. Kemudian riset Atom, Bung Karno ingin anak anak muda Indonesia paham betapa pentingnya penguasaan wilayah udara selain matra darat dan laut.

Bung Karno mengarahkan Angkatan Udara dari Suryadarma ke Omar Dhani yang usianya teramat muda, masih sekitar 38 tahun, dengan umurnya yang amat muda itu, Omar Dhani diserahi tanggung jawab untuk merestrukturisasi kekuatan Angkatan Udara, dan ini dilakukan Omar Dhani dengan cepat, sehingga Indonesia bisa dikatakan salah satu yang terkuat di dunia, karena bukan saja kecanggihan pesawat yang dimiliki, roket roket udara dan rudalnya, tapi karena adanya pelatihan yang terus menerus mendidik pilot pilot tempur baru.

Bisa dikatakan dua Jenderal ini adalah "anak kesayangan" Bung Karno. "Putro Lanangku" seringkali menyebut untuk mengartikan Yani dan Omar Dhani.

Dua orang ini kemudian berakhir tragis, Yani hilang dan ditemukan dalam sumur lubang buaya pada peristiwa Gestok 1965, sementara Omar Dhani dibui puluhan tahun saat Orde Baru berkuasa dan baru bebas tahun 1995.

Revolusi yang memakan anak kandungnya sendiri..........

-Anton DH Nugrahanto-.
Abu Ubaidillah Blogger Indonesia, blog saya lagi StalkinAja.id

0 Response to "Dua Jenderal Kesayangan Bung Karno "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel