SEJARAH ASAL USUL KONFLIK INDONESIA MALAYSIA
Berbicara mengenai konflik Indonesia Malaysia, hal itu sudah lama
terjadi bahkan ketika Malaysia baru berdiri. Seperti yang kita tahu
kemerdekaan Malaysia adalah ‘pemberian’ Inggris sebagai penjajahnya.
Secara nama, Malaysia yang berasal dari kata Malaya itu tentu saja
logikanya jika akan dibuat Negara tentu ya wilayah jajahan Inggris di
Semenanjung Malaya. Pertamanya memang seperti
itu dan Indonesia tidak mempermasalahkan bedirinya Malyasia itu. Negara
Malaysia atau yang lebih tepatnya Federasi Malaysia adalah negara
federasi gabungan dari beberapa kerajaan local di wilayah Semenanjung
Malaysia. Kalimantan Utara yang terdiri dari tiga wilayah yaitu Sabah,
Sarawak dan Brunei tidak termasuk ke dalam wilayah Malaysia namun masih
tetap berupa koloni Inggris.
Namun ternyata Inggris memepunyai rencana lain tentang Negara Malaysia.
Inggris hendak menggabungkan Kalimantan sebelah Utara bersama wilayah
Semenanjung Malaya dalam satu Negara bernama Malaysia. Terang saja
Soekarno selaku Presiden Indonesia saat itu sangat marah dan tidak
terima. Bukan masalah Kalimantan Utara yang tidak masuk wilayah
Indonesia itu tapi keberadaan Negara itu justru akan mengancam
kedaulatan Indonesia karena hanya merupakan boneka Inggris. Jika wilayah
Kalimantan Utara itu diisi Negara bentukan Inggris tentu peluang
Inggris menguasai Indonesia, terutama Kalimantan, sangat besar. Tinggal
lintas darat sudah sampai Kalimantan. Disamping itu semangat yang sedang
berkembang di dunia adalah anti neo imperialism dan neo kolonialisme
sedangkan penggabungan wilayah Inggris itu bisa dikatakan
neokolonialisme.
Soekarno tidak sembarangan beralasan seperti itu karena fakta memang
membuktikan demikian. Indonesia mempunyai pengalaman yang tidak
mengenakkan dengan percobaan neokolonialisme. Saat sekutu datang ke
Indonesia, yang saat itu Indonesia sudah merdeka, dengan dalih melucuti
Jepang ternyata sekutu diboncengi Belanda yang ingin kembali menjajah
Indonesia. Bukan tidak mungkin kelak Negara Malaysia yang terletak di
utara Kalimantan itu bisa diboncengi kepentingan Inggris. Kalau sampai
Federasi Malaysia dan Kalimanan Utara bergabung tentu control Inggris di
wilayah Asia Tenggara itu bisa menjadi semakin kuat.
Dan ternyata ketidaksetujuan penggabungan itu juga dirasakan oleh rakyat
di sekitar Kalimantan Utara itu. Mereka mempunyai alasan berbeda dengan
pemerintah Indonesia yang cenderung beralasan politik keamanan. Rakyat
Kalimantan Utara ingin membentuk Negara sendiri karena mereka merasa
berbeda baik secara ekonomi, politik, sejarah bahkan juga kebudayaan
dengan rakyat di Semenanjung Malaya. Ketidaksetujuan itulah yang
mengantarkan terjadinya peperangan diwilayah Kalimantan Utara sana.
Peperangan itu praktis bukan antara Indonesia melawan Malaysia, tapi
antara pasukan Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) melawan Tentara
Inggris baik dari Komando Timur Jauh maupun Brigade Gurkha yang
aslinya adalah orang-orang Nepal. Ketika ada segelintir TNI yang
terlibat itu bukan tindakan resmi pemerintah. Tentara Malaysia? Tidak
ada kabar dan semakin membuktikan bahwa Kalimantan Utara memang hanya
hendak dijadikan boneka Inggris.
Peperangan di wilayah Kalimantan Utara itu terus berlangsung dengan
tanpa keterlibatan pemerintah Indonesia aktif secara resmi. Untuk
mengatasi peperangan itu secara diplomasi, para calon Negara-Negara
anggota Malaysia dan pemerintah Indonesia serta Filipina berunding di
Manila 31 Juli 1963. Akhirnya dicapai kesepakatan pembentukan Negara
Malaysia baru itu boleh terjadi asalkan diadakan referendum apakah
wilayah yang disengketakan itu [Sabah, Sarawak, Brunei] ingin bergabung
dengan Malaysia atau tidak. Sayangnya ternyata kesepakatan itu
dikhianati oleh Malaysia yang secara sepihak menyatakan bahwa calon
Negara-Negara bagian yang ada, termasuk Sabah dan Sarawak , bergabung
dengan Malaysia. 16 September 1963 dijadikan hari persatuan mereka
meskipun hari kemerdekaan tetap dianggap 31 Agustus 1957 saat
semenanjung Malaya dimerdekakan Inggris. Soekarno benar-benar marah atas
keputusan sepihak ini. Ketika Malaysia bergabung dengan PBB dan menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesiapun dibawa Soekarno
keluar dari PBB 7 Januari 1965.
Sementara Sabah Sarawak dinyatakan bergabung dengan Malaysia, peperangan
masih saja berlangsung di wilayah itu. Peperangan itu juga disertai
demonstrasi di masing-masing kedutaan. Puncak peperangan itu adalah
ketika terjadi serangan di wilayah Tebedu [perbatasan Indonesia
Malaysia]. Versi lain menyebutkan adanya terjadinya perobekan foto
Soekarno disertai diinjaknya Garuda Pancasila oleh Tunku Abdul Rahman,
PM Malaysia pada tanggal 18 September 1963 atau dua hari setelah
penggabungan itu. Meskipun tindakan itu dilakukan atas paksaan
demonstran namun Soekarno terlanjur marah dan Indonesia secara resmi dan
terbuka melakukan konfrontasi militer dengan Malaysia. Militer
Indonesia menyerang Kalimantan Utara dan Semenanjung Malaya dengan
slogan yang sangat terkenal bernama Ganyang Malaysia. Perseteruan dan konflik itu baru selesai setelah presiden Soekarno digantikan Soeharto sekitar tahun 1966.
Jadi sebenarnya konflik Indonesia Malaysia boleh dibilang atas kuasa adu
domba Inggris sekaligus terlalu patuhnya Malaysia pada Inggris.
Soekarno sama sekali tidak ingin menganeksasi Sabah Sarawak [Kalimantan
Utara] sebagai bagian dari Negara Indonesia. Ketidaksetujuan
penggabungan Sabah Sarawak menjadi Malaysia itu lebih dikarenakan
menghindari adanya control yang sangat berlebihan dari Inggris apabila
Negara bonekanya bersatu. Iu adalah bentuk imperialism dan kolonialisme
baru. Bersatunya wilayah jajahan Belanda menjadi Indonesia tidak bisa
disamakan dengan persatuan Malaysia itu karena bersatunya Indonesia
adalah dengan kuasa dan usaha rakyat Indonesia sendiri, bukan sekedar
penyatuan tanpa keinginan rakyat. Soekarno mempersilahkan jika
wilayah-wilayah Kalimantan Utara mendirikan Negara sendiri. Hal itu
paling idak ditunjukan Indonesia dengan mempersilahkan rakyat Kalimantan
Utara bereferendum menentukan nasibnya sendiri. Yang amat disayangkan
lainnya Federasi Malaysia juga diam-diam saja waktu itu saat akan
penggabungan Kalimantan Utara menjadi Negara Malaysia, padahal secara
sejarah politik, ekonomi dua wilayah itu sangat berbeda.
Sekalipun praktis secara perang terbuka sudah selesai namun ternyata
bibit-bibit permusuhan itu masih ada sampai sekarang. Dan sayangnya
lagi-lagi dipicu oleh Malaysia. Kalau dulu disebabkan
imperialisme dan kolonialisme baru Inggris atas nama Malaysia kepada
wilayah Kalimantan Utara, sekarang dilakukan sendiri oleh Malaysia tanpa
bantuan Inggris dengan berbagai klaim budaya Indonesia dan pelanggaran
perbatasan dalam usaha ekspansi wilayah sampai yang paling sering berupa
tindakan represif structural terhadap TKI yang bekerja di sana. Ketika
perseteruan itu mencapai puncaknya haruskah peperangan itu terjadi
lagi? Padahal Indonesia dan Malaysia adalah Negara serumpun, Negara
bertetangga yang bahkan sampai kiamatpun akan terus bertetangga.
0 Response to " SEJARAH ASAL USUL KONFLIK INDONESIA MALAYSIA"
Post a Comment